Sabtu, 04 Januari 2014

Pulau Seribu Perbedaan



Bali terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Pura, Pulau Surga, Pulau Dewata, dll. Diantara sebutan-sebutan tersebut, ada sebutan yang jarang di dengar oleh masyarakat yaitu Pulau Seribu Perbedaan. Mengapa disebut demikian? Perbedaan sudah melekat di setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat di Bali, perbedaan sudah ada sejak jaman agama hindu belum masuk ke Bali.
Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan umat hindu di Bali pun berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Adat istiadat dan budaya yang sangat banyak dan sama-sama memiliki keunikan. Mengapa perbedaan sangat kental di Bali? Ini dikarenakan ajaran-ajaran Hindu masuk ke Bali tidak secara bersamaan. Namun, karena kedinamisan dari agama Hindu itu sendiri maka ajaran-ajaran tersebut dileburkan ketika Mpu Kuturan dengan konsep Pura Khayangan Tiga. Meskipun begitu ajaran agama Hindu dalam menjiwai dan memaknai budaya yang telah ada sebelum agama Hindu masuk ke Bali.
Ngejot merupakan kegiatan membagikan makanan kepada tetangga, saudara, sahabat maupun warga lintas agama. Seperti juga ketika lebaran umat islam membagikan sedikit makanan yang dibuatnya dalam merayakan hari besarnya. Tradisi ini sudah berlangsung selama beratus-ratus tahun lamanya. Tradisi ini terjadi di setiap banjar di Bali, ini merupakan bukti sikap toleransi antar agama yang ada di Bali.
Keharmonisan itu sebaiknya tetap dipertahankan karena merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan. Dalam mencapai sebuah keharmonisan dalam agama Hindu ada ajaran Tri Hita Karana. Tri Hita Karana yaitu Tiga penyebab untuk mencapai Kesejahteraan, yang terdiri dari Parhyangan (hubungan Manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan Manusia dengan Manusia) dan Palemahan (hubungan Manusia dengan lingkungan).
Dalam Konsep Tri Hita Karana keharmonisan antara manusia dengan manusia dapat dicapai dengan rasa toleransi. Toleransi tersebut dilakukan dengan cara saling menghargai dan menghormati adanya perbedaan. Selain itu menumbuhkan semangat gotong royong juga sangat penting untuk membentuk masyarakat yang rukun dengan rasa persatuan yang kuat. Ketika toleransi dan kebersamaan di junjung tinggi sebagai sebuah nilai dan implementasi maka harapannya adalah tercapainya keharmonisan yaitu moksartam jagathita ya ca iti dharma.


1 komentar:

  1. Nulis terus yaaa...sinkronkan dgn media sosial lain fpmhd sprti twitter dan fb..buat akun fpmhd tv di youtube juga ya..suksma

    BalasHapus