Kamis, 29 Oktober 2015

Merefleksikan Semangat Vivekananda untuk Membangun
 Generasi Muda Hindu yang Cemerlang Secara Intelektual dan Spiritual

Oleh : Ni Ketut Ayu Suksmawati*

”Swami Vivekananda! Nama yang hebat! Beliau adalah salah seorang yang memberikan demikian banyak inspirasi kepadaku, inspirasi untuk menjadi kuat, inspirasi untuk menjadi hamba Tuhan, inspirasi untuk menjadi pengabdi tanah airku, inspirasi untuk menjadi pengabdi umat manusia,” itulah pendapat Presiden Proklamator RI Dr.Ir  Soekarno. Siapapun yang pernah membaca tulisan-tulisan Vivekananda pastilah sependapat dengan Soekarno. Vivekananda adalah Sang Pelopor yang telah menyalakan api keberanian dalam diri banyak orang. Kalimat-kalimatnya begitu bertenaga, seseorang yang sepanjang hidupnya selalu merasa rendah diri pun niscaya akan tersentak mendengarkan seruan-seruannya.  
Rahasia dari pemikiran dan retorika Soekarno, salah satunya adalah terinspirasi dari tulisan  Swami Vivekananda, seorang Cendekiawan Muda yang berasal dari India yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia. Tugas generasi muda sekarang adalah mengikuti jejak tokoh pendiri bangsa Indonesia itu. Pada zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai problematika di berbagai bidang kehidupan. Para pemimpin bangsa yang benar-benar peduli dengan nasib bangsanya saat ini sedang mencari solusi guna memecahkan masalah-masalah  yang ada. Kemudian bagaimana dengan generasi muda? Apa yang mereka lakukan untuk bangsanya? Ironisnya, sebagian besar generasi muda Indonesia saat ini sedang terjebak dalam pengaruh modernisasi dan kemewahan. Tidak sedikit generasi muda yang tidak bersemangat, tak peduli akan masa depannya. Jika terhadap masa depan sendiri tidak peduli, bagaimana memberikan kontribusi pemecahan masalah yang dihadapi bangsa ?  Saat ini  Indonesia memerlukan generasi muda yang memiliki semangat untuk mengantarkan Indonesia ke arah kemajuan di masa depan. Terhadap hal ini, Swami Vivekananda berseru: “Bangunlah. Bangunlah wahai generasi muda! Dunia sedang terbakar oleh api kesengsaraan. Bagaimana bisa kau tidur dengan nyenyak?”
Generasi muda memang harus bangun dari tidur panjangnya. Generasi muda harus menjalani hidup dengan berbagai kegiatan positif yang sarat makna. Sejalan dengan hal ini, generasi muda harus mencamkan pesan dari Swami Vivekananda berikut.”Kami wariskan kepada kalian, hai anak-anak muda, rasa simpati dan daya upaya kemauan baik untuk menolong orang-orang miskin, kaum bodoh, golongan-golongan yang tertekan. Pergilah sekarang juga ke Parasarathi, sebagai simbol permohonan kepada Sri Krishna untuk menjadi sais bagi “para Arjuna” yang sempat ragu untuk menegakkan kebenaran.  Ya, kepada Beliau tundukkanlah kepalamu berlutut dan persembahkan hormatmu.”
Berulangkali Vivekananda memperingatkan kepada generasi muda bahwa kekuatan sejati  sesungguhnya berada dalam diri sendiri. “Apa yang menyebabkanmu menangis, sahabatku? Di dalam dirimu semuanya terdapat semua kekuatan. Kumpulkanlah seluruh daya kekuatanmu, oh makhluk yang berkuasa. Dan seluruh alam ini akan rebah di bawah telapak kakimu. Hanya batin ini yang berkuasa di atas dunia, dan bukanlah benda-benda mati. Hanya orang-orang bodoh lah yang suka mempersamakan dirinya dengan badan mereka yang gemar menangis dan berkeluh kesah meratap : lemah, lemah, kita adalah lemah. Bangunlah, beranilah dan kuatlah! Pikul semua tanggung jawab di atas pundakmu sendiri, dan ketahuilah bahwa kau adalah pencipta nasibmu sendiri. Segala kekuatan dan bantuan ada di dalam dirimu. Maka itu ciptakan hari depanmu!”
Siapa yang tak tersentak mendengarkan seruan-seruan Vivekananda? Jika Soekarno saja bisa menjadi sehebat itu karena terinspirasi oleh tulisan Vivekananda, mengapa generasi muda sekarang tidak bisa? Volume otak kita dengan volume otak Soekarno dan semua manusia sama. Namun bedanya adalah, Soekarno telah berhasil memaksimalkan potensi otaknya, dan sebagian besar dari kita belum.  Kesuksesan seseorang ditentukan oleh 80% motivasi dan 20% IQ. Berdasarkan penelitian, secara umum orang hanya memanfaatkan 10% dari kekuatan otak mereka.  Jika generasi muda Hindu dapat memaksimalkan kekuatan positif dalam diri  mereka, maka tidak akan sulit  untuk memperoleh  kedalaman spiritual, kemurnian cita-cita, kekayaan pengetahuan, serta keberanian.      
Soekarno lahir dari rahim seorang wanita Hindu Bali. Menurut penelitian, gen orang Hindu Bali adalah berasal dari gen India Selatan. Gen India Selatan adalah salah satu gen unggul dan cerdas jika dibandingkan dengan gen-gen manusia di belahan dunia lainnya. Jadi sebenarnya orang Hindu Bali, memiliki gen yang unggul dan cerdas. Namun mengapa orang Hindu hanya sedikit yang menjadi cendekiawan  hebat dan cerdas di tanah air tercinta ini? Jawabannya adalah karena orang Hindu Bali belum memaksimalkan seluruh potensi otaknya. Otak bukanlah seperti sebuah bejana yang harus diisi terus menerus hingga penuh, namun otak dan pikiran adalah seperti api yang harus dinyalakan sehingga segala pengetahuan mulia dapat terpancar dan bermanfaat bagi kebaikan umat manusia.
Swami Vivekananda, sang pembawa obor yang pertama, telah berhasil “menyalakan” semangat dan  keberanian banyak orang. Hati yang tulus, wawasan yang luas serta keberanian untuk mengguncang dunia, itulah kualitas-kualitas yang saat ini diperlukan oleh Ibu Pertiwi. Swami Vivekananda saat ini memang sudah tidak ada, namun semangatnya akan terus menyala sepanjang zaman.  Tulisan-tulisan Vivekananda harus menjadi bacaan wajib bagi para kaum muda, agar kaum  muda dapat segera sadar bahwa mereka sebenarnya memiliki semangat dan kekuatan besar untuk berbuat sesuatu untuk kebaikan manusia.  “Punyailah keyakinan bahwa kalian semua dilahirkan untuk berbuat hal-hal yang besar, hai anak-anak muda. Janganlah karena mendengar suara anak-anak anjing menyalak kalian menjadi takut, tidak, tidak boleh menjadi takut sekalipun mendengar dentuman guntur di atas langit, tetaplah berdiri tegak dan berusaha terus.” Keberanian sebagai sifat rohani memang harus dimiliki oleh kaum muda untuk kesuksesan dan kecemerlangan serta pengabdian dalam hidupnya.

*Penulis adalah Ketua Bidang Advokasi

FPMHD-Unud 2015/2016

Senin, 26 Oktober 2015

PENDAFTARAN DHARMA PENGASRAMAN ANGGOTA 

(DPA) XXII 2015


FPMHD-Unud akan mempersembahkan sebuah kegiatan yang telah diadakan tiap tahun yaitu Dharma Pengasraman Anggota (DPA). Bagi kalian yang berminat terutama mahasiswa baru yang ingin mengetahui lebih jauh tentang FPMHD-Unud, yuk ikuti kegiatan ini. Dijamin seru dan akan menambah wawasan kalian mengenai forum beserta Hindu di era saat ini.
"Satyam Eva Jayate"


Formulir pendaftaran bisa didownload DISINI!!