Sabtu, 29 Desember 2018


MAHASISYA UPANAYANA XVI

            Mahasisya Upanayana merupakan salah satu program kerja yang ada di Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) yang dimana memiliki fungsi sebagai kaderisasi tingkat awal. Mahasisya Upanayana tahun ini mengangkat tema “Mahasisya Upanayana Pinaka Patitising Sang Hyang Sastra lan Agama” sebagai cerminan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud penguasa Ilmu Pengetahuan dan Agama. Minggu, 28 Oktober 2018 adalah hari yang baik untuk memulai suatu kegiatan dalam hindu atau biasa disebut ayuning duwasa, sejalan dengan diselenggarakannya Mahasisya Upanayana sebagai tahapan pelantikan secara niskala menuju brahmacari asrama yang sesungguhnya memohon restu dan bimbingan untuk diberikan kemudahan selama menuntut ilmu di Universitas Udayana yang disimbolkan dengan acara pawintenan. Dalam kegiatan Mahasisya Upanayana ini juga diselenggarakan pawintenan atau prosesi mejaya-jaya jajaran fungsionaris FPMHD-Unud kepengurusan yang baru tahun 2018/2019. Berbeda dengan tahun lalu, Mahasisya Upanayana kali ini diselenggarakan pada dua tempat yang berbeda. Setelah peserta selesai melakukan prosesi pawintenan di Padmasana Mahawidya Saraswati Jimbaran, peserta diarahkan untuk menuju Auditorium Widyasabha untuk mendengarkan wejangan dari Ida Pandita Mpu Jaya Arcaya Nanda yang sebelummnya diawali dengan acara pembukaan yang berisi laporan dari I Kadek Diana Putra selaku ketua panitia, sambutan koordinator FPMHD-Unud oleh Putu Eka April Yanto, sambutan penasihat FPMHD-Unud yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MP dan sambutan dari rektor Universitas Udayana yang diwakili oleh Kepala Biro Kemahasiswaan sekaligus membuka acara dengan simbolis pemukulan gong sebanyak tiga kali. Menghindari kejenuhan peserta, dharma wacana diselingi dengan penampilan Lawak Bali yang tentunya membawa materi yang dapat mengocok perut namun penuh makna.


SEMINAR NASIONAL
BHAGAVAD GITA

                   Bhagavad Gita atau disebut sebagai Weda Kelima  yang berarti  nyanyian suci merupakan sebuah kitab yang memiliki kedudukan penting dalam tradisi Hindu. Ajaran universal dalam kitab Bhagavad Gita diperuntukkan untuk seluruh umat manusia, sepanjang masa. Untuk mengetahui rahasia kehidupan sejati di dunia ini agar terbebaskan dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Kita sebagai umat hindu meyakini bahwa  Bhagavad Gita itu sudah ada sebelum manusia menuliskan sejarah dan ajarannya sehingga tidak akan bisa untuk dimusnahkan. Syair- syair dalam kitab bhagavad gita memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu. Dalam hal ini membaca sloka dalam Bhagavad gita berarti mendedangkan sabda Brahman sendiri dan getaran spritual dari sloka-sloka suci Bhagavad Gita tersebut akan langsung merasuk serta membersihkan hati seluruh umatnya. Meskipun orang mengerti ataupun tidak, namun sloka tersebut adalah sabda dari brahman. Melalui implementasi bhagavad gita dalam kehidupan masyarakat, Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana bekerja sama dengan dengan BEM- PM Universitas Udayana yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Duta melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “ Melalui Gerakan Dana Sastra dan Membaca Bhagavad Gita Kita Tingkatkan Sumber Daya Manusia Hindu Yang Berkarakter, Cerdas Spritual Intelektual da Sosial, Berakhlak Mulia Serta Berbudaya”,  bertempat di Aula Student Centre Lt.4 pada tanggal 12 November 2018 berlangsung dengan baik dengan dibuka doa bersama terlebih dahulu , kemudian  pemaparan materi oleh I Ketut Gerejed S.Ag , M.Pd.H dan Ni Ketut Purnita S.Ag., M.Pd.H dilanjutkan dengan sesi diskusi  dan akhirnya ditutup dengan sesi foto bersama.

Sabtu, 08 Desember 2018

DPA XXV


DPA XXV


DPA XXV ( Dharma Pagasraman Anggota) ke – 25 adalah kegiatan kaderisasi tingkat lanjut dan merupakan program kerja dari  Bidang Bina Warga, dimana kegiatan ini telah dilaksakan selama tiga hari dua malam yaitu pada hari Jumat sampai sabtu pada tanggal 23 – 25 Nopember 2018  bertempat di pura Taman Pule, Desa Mas, Ubud Gianyar .

 DPA ke- 25  kali ini bertema “ Yowana Winangun Sraddha Bakti “ yang memiliki arti ( pemuda & Pemudi Hendaknya membangun keyakinan melalui pengabdian tulus ikhlas) peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berjumlah  48 peserta yang diperoleh dari beberapa fakultas di Universitas Udayana, Kegiatan ini memiliki tujuan  :
1.      Menciptakan kepekaan peserta sebagai mahasiswa Hindu dharma terhadap masalah ( khususnya yang menyangkut mengenai keumatan )
2.      Meningkatkan jiwa militant pada Peserta
3.      Merekrut Anggota Aktif FPMHD-UNUD
4.      Membentuk Kader muda Hindu yang berkualitas

Kegiatan pertama ini diawali  pada Hari Jumat 23 Nopember 2018 dimulai dengan acara pembukaan : yang dihadiri oleh beberapa tamu undangan dari beberapa  Organisasi pemuda ,  Wakil kelian Pemaksan Pura taman Pule, Penasehat FPMHD UNUD, dan Koordinator FPMHD-UNUD Periode 2018-2019 di dampingi ketua Panitia beserta seluruh peserta DPA XXV, kemudian dilanjutkan dengan pemukulan Gong oleh Penasehat FPMHD-UNUD sebagai acara Pembuka , kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemaparan materi sejarah pura yang di bawakan oleh wakil kelian Pemaksan ,kemudian dilanjutkan dengan makan malam lalu lanjut dengan materi Proud To Be Hindu, setelah itu lanjut dengan Dinamikan kelompok dan istirahat malam .

Kegiatan kedua dilanjutkan dengan semua peserta melaksanakan yoga pagi yang dibawakan oleh Bapak Karda kemudian peserta melanjutkan  MCK dan sembahayang, kemudian lanjut dengan materi IV : upakara dan kelengkapan upakara,mahasiswa baru angkatan 2018, peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan . Kemudian lanjut dengan Materi V; advokasi dimateri ini peserta dituntut aktif baik bertanya maupun menjawab, dan benar saja mereka sangatlah aktif mengikuti materi tersebut . dan lanjut materi ke VI; pergerakan, materi ini membahas tentang kegiatan atau pergerakan dari mahasiswa Hindu maupun masyarakat Hindu dari dulu sampai sekarang . Setelah itu dilanjutkan dengan pembekalan materi ke VII yaitu : Budaya, dalam kegiatan ini peserta dibekali materi seperti Dharma Gita,Tari dan Megambel, setelah selesai materi VII dilanjutkan dengan permainan, dimana permainan ini dibuat untuk menghilangkan rasa jenuh baik peserta maupun panitia akan padatnya materi yang diberi, kemudian dilanjutkan istirahat dengan melaksanakan MCK, sembahyang dan makan malam, setelah itu dilanjutkan dengan materi yang terakhir, yaitu Materi VII: Selayang Pandang FPMHD, dimateri ini peserta dibekeli dengan asal mula dari FPMHD sampai sekarang, kemudian dilanjutkan dengan testimoni alumni yang bertujuan untuk menambah wawasan peserta terhadap FPMHD secara mendalam, nah setelah ini dilanjutkan dengan malam inagurasi atau bisa dikatakan malam kreatifitas mahasiswa karena dalam kagiatan ini mereka dituntut untuk menampilkan kreatifitas mereka masing-masing, yang mana dalam hal ini panitia meminta peserta untuk menampilkan sebuah penampilan drama, setelah malam inagurasi yang begitu spektakuler atau luar biasa dilanjutkan dengan acara Renungan Suci dimana renungan ini dilaksanakan di Pura Beji yang mana kegiatan ini bertujuan untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan selama ini, setelah renungan dilaksanakan dilanjutkan dengan istirahat, nah itulah kegiatan di hari kedua yang sangat padat namun sangat mengesankan.

Tidak terasa sudah tiga hari berlalu, dihari ketiga atau hari terakhir tepatnya tanggal 25 November 2018 seperti biasa diawali dengan persiapan panitia dan peserta baik melaksanakan MCK, Sembahyang dan Sarapan . Setelah itu dilanjutkan dengan pengabdian masyarakat dimana berisi kegiatan penanaman pohon dan bersih-bersih di lokasi kegiatan yaitu Pura Taman Pule, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan Fungsionaris FPMHD periode 2018-2019, kemudian dilanjutkan dengan sembahyang berasama, dan setelah ini dilanjutkan dengan acara megibung yang mana kegiatan ini dilaksakan untuk menambah hubungan yang harmonis baik antar peserta dengan peserta maupun peserta dengan panitia . Setelah dilaksanankan megibung atau makan bersama, acara dilanjutkan dengan acara penutupan kegiatan yang laksanakan oleh Koordinator FPMHD-Unud dan Pengempon Pura Taman Pule dan pemberian kenang-kenangan kepada pengempon pura berupa plakat, selanjutnya acara bebas peserta dipersilahkan untuk pulang, untuk peserta yang membawa kendaraan sendiri dipersilahkan pulang terlebih dahulu, dan yang berangkat dengan panitia dikumpulkan dan langsung berangkat menuju denpasar.

Demikian review dari kegiatan DPA yang ke-25 yang dilaksanakan dari tanggal 23 November 2018 sampai dengan 25 November 2018 atau tiga hari dua malam yang dilaksanakan di Pura Taman Pule Mas Ubud Gianyar. Jika ada salah kata dalam penulisan ini kami mohon maaf, review ini kami tulis untuk mengenalkan acara yang telah kami buat, dan kami sangat mengaharapkan untuk pembaca jika ingin mengkritik dan memberi saran yang membangun untuk kesempurnaan kegiatan kami, akhir kata kami ucapakan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan acara ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Rabu, 17 Oktober 2018

Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda

             
Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda : “Be yourself, don’t be other”

            Siapa yang tidak mengenal sosok dari Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda? Beliau merupakan sosok yang sering muncul di televisi mengisi acara di pagi hari setelah Tri Sandhya memberikan Dharma Wacana. Beliau lahir di Denpasar, 5 Mei 1966 dan saat ini tinggal di Griya Mumbul Sari, Perumahan Serongga Permai Blok B 33/34 Gianyar. Tidak hanya di televisi, sosok beliau juga ada di media sosial dan bahkan dharma wacana beliau juga dipublikasikan di Tribun Bali News. Beliau menginspirasi banyak orang melalui dharma wacananya, tetapi siapa sangka bahwa beliau memiliki masa-masa kecil yang sedikit berbeda dari kebanyakan anak pada umumnya. Beliau dapat menjadi seperti saat ini karena apa yang telah beliau lalui. Mungkin kutipan yang paling pantas untuk mendefinisikan hal tersebut adalah “Pengalaman adalah guru terbaik”.
            Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda memiliki masa kecil yang sedikit berbeda dari anak yang lainnya, mungkin bisa dikatakan bukan masa kecil yang bahagia. Ini dikarenakan masa kecil beliau berada pada akhir tahun 1960-an dimana pada tahun tersebut yakni pada tahun 1965 adalah peristiwa G30S/PKI berlangsung. Pada saat masa-masa tersebut baik terlibat maupun tidak terlibat, ayah dari Ida Pandita dibunuh dalam peristiwa G30S/PKI tanpa adanya proses pengadilan. Karena kejadian tersebut beliau menjadi anak yatim dan harus terus berusaha dalam menjalani hari. Untuk berkeluh kesah pun beliau merasa tidak memiliki tempat dan terus harus berjuang dalam hidup daripada mengeluh dan berputus asa. Beliau mengatakan bahwa, “Kesulitan merangsang adrenalin”. Hal inilah yang membuat beliau tidak merasa berputus asa dengan apa yang telah beliau lalui.
            Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, bahkan sudah bekerja sebelum masuk sekolah dasar. Beliau bekerja demi meringankan kondisi ekonomi keluarga. Kemudian saat beliau berusia sekitar 8 tahun, beliau baru memasuki sekolah dasar yang dimana seharusnya beliau sudah kelas 4 SD. Tidak berhenti sampai disini, bahkan saat sekolah pun beliau tetap bekerja. Beliau tetap bekerja sambil bersekolah yang tidak lain dan tidak bukan untuk meringankan kondisi ekonomi keluarga. Beliau juga mengatakan, “Kadang ada rasa ingin mengubah diri, tetapi tidak merasa menyesal dengan keadaan yang ada. Keinginan dan cita-cita jadi selalu terbatas karena masalah keuangan”. Tetapi meski begitu, sejak SD sampai SMA beliau tetap mendapat predikat sebagai siswa teladan dengan nilai terbaik. Beliau juga mendapat beasiswa supersemar saat kuliah dan berkerja mengajar di SMA Swasta saat berada di semester 6.
            Dibalik kesibukan beliau bekerja sambil mengenyam pendidikan, beliau juga mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi sejak SMP hingga kuliah. Adapun organisasi yang pernah beliau ikuti diantaranya adalah sebagai pengurus Osis dari sekolah menengah pertama hingga menengah atas, Ketua STT Sesetan, Ketua Pemuda Pancasila Denpasar Selatan, beliau juga mengikuti Parisadha, Wakil Ketua Prajaniti di Sulawesi, Sabha Walaka dan beliau juga menjadi Wakil Ketua Dharma Adyaksa dan organisasi lainnya. Riwayat pendidikan beliau yakni, SDN 12 Denpasar, SMP 5 Denpasar, SMA 2 Denpasar, dan pendidikan S1, S2, S3 di IHDN.
            Walaupun memiliki keterbatasan dalam segi materi dulunya, beliau tetap berusaha menjalani kehidupan. Hidup dalam keterbatasan membuat beliau bisa lebih kuat dan bertahan dalam menggapai cita-cita. Semua hal yang beliau dapatkan sekarang tak lepas dari segala usaha yang ia lakukan semasa muda, mengikuti banyak organisasi dan melakukan pelayanan umat bahkan hingga mengesampingkan kehidupan pribadinya. Kita sebagai mahasiswa haruslah bisa mengambil hal penting dari beliau, jangan masalah membuat kita menyerah dan putus asa sebaliknya buatlah masalah tersebut menjadi pemacu kita untuk bangkit dan bertahan dalam mengarungi kerasnya kehidupan. Adapun pesan dari beliau untuk kita sebagai mahasiswa yakni sebagai mahasiswa kita seharusnya mampu mengeksplor diri dan mengembangkan diri meskipun berada di zaman millenial yang serba instan. Jadilah Agent of Change bagi diri sendiri karena tidak mungkin orang lain yang mengubah diri sendiri terkecuali dibangun dari kesadaran sendiri karena sebenarnya setiap orang memiliki potensi yang sama tetapi bagaimana kita mampu mengembangkan potensi tersebut. Be yourself, don’t be other. Dimanapun emas diletakan, jika memang emas tetaplah emas. Semua kembali lagi pada diri kita sendiri.


Sumber: Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda
(red: Advokasi FPMHD-Unud 2018)

Jumat, 30 Maret 2018

Pura Dalem Balembong




Pura Dalem Balembong merupakan sebuah pura yang terletak di lingkungan Kampus Bukit, tepatnya di belakang Gedung Rektorat Universitas Udayana. Sejarah Pura Dalem Balembong dinyatakan berasal dari angin topan yang menimbulkan lubang, yang kemudian air masuk ke dalam lubang. Setelah diselidiki ternyata lubang tersebut tembus ke Kuburan Cina di Mumbul, lama-kelamaan lubang itu akhirnya mampet, dan setelah lubang tertutup kemudian dibuatkan palinggih. Pada mulanya palinggih di dalam pura hanya berupa Palinggih Ratu Gede, Taksu dan Meru tumpang dua, serta diempon oleh 50 KK, hingga sekarang pihak Unud juga menjadi pangempon pura yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan upacara. Pada saat pemugaran terdapat beberapa penambahan palinggih. Di pura ini terdapat pohon besar yang dibawahnya terdapat Palinggih Ratu Gede Dalem Balembong, yang masih berkaitan dengan Ratu Gede Dalem Nusa, selain itu di taru tersebut juga dipercayai malinggih Ratu Nyoman Sakti, Balian Sakti, Hyang Samirana, serta rerencangan Macan Gading dan Keker Mas. Di lingkungan pura terdapat beberapa palinggih lain, seperti Padmasari, Taksu, Meru tumpang kalih sebagai linggih Ratu Ayu, Palinggih Hyang Baruna, dan Piyasan, serta di depan pura juga terdapat palinggih duwe yang masih berhubungan dengan Pura Dalem Balembong. Secara niskala, pura ini diyakini bernama Pura Gili Sakti Dalem Balembong. Di pura ini terdapat kolam yang berada di tengah-tengah areal utama mandala, dengan arca Sanghyang Anantabhoga yang mengeluarkan air. Kolam ini disucikan dan diyakini pula memiliki khasiat pengobatan secara alternatif. Piodalan di Pura Dalem Balembong ini sendiri dilaksanakan setiap rahina Purnama Sasih Kedasa, bersamaan dengan Piodalan di Padmasana Widya Mahasaraswati Unud. Pada tahun 2018 ini, piodalan bertepatan dengan Hari Tumpek Landep.

Senin, 12 Februari 2018

Formulir Pendaftaran Online Dharma Shanti Penyepian (DSP VII) 2018

Om swastiastu
Halo teman-teman, berikut adalah teknis pendaftaran online Dharma Santhi Panyepian VII Çaka warsa 1940 :

Teknis Pendaftaran Online

Formulir online dapat diisi pada link berikut : Formulir Online 


Sebelum mengisi formulir online, peserta diharapkan melengkapi ketentuan dibawah ini terlebih dahulu:

  • Scan kartu pelajar/mahasiswa atau surat keterangan aktif dari sekolah/perguruan tinggi peserta lomba dengan format (.jpg) dengan ukuran maksimal masing-masing file 10Mb
  • Scan bukti pembayaran dengan format (.jpg) dengan ukuran file maksimal 10Mb.
  • Khusus Lomba Cerdas Cermat, scan surat rekomendasi dari kepala sekolah bahwa peserta atas nama tersebut direkomendasikan sekolah untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat Wawasan Keagamaan tingkat SMA/SMK Se-Bali dalam kegiatan Dharma Shanti Penyepian VII Çaka Warsa 1940 Universitas Udayana pada tanggal 21 April 2018.
  • Khusus Lomba Esai, mempersiapkan hasil karya esai dalam format (.pdf) dengan ukuran file maksimal 10Mb untuk diupload pada lembar formulir online. Pada bagian subject esai ditulis dengan format : NAMA PESERTA_NAMA SEKOLAH/PERGURUAN TINGGI _JUDUL ESAI_NOMOR TELEPON.
  • 1 (satu) Bukti pembayaran hanya dapat digunakan oleh 1 (satu) peserta (baik tim ataupun individu) sehingga bukti pembayaran tidak dapat digabung meskipun peserta berasal dari sekolah/perguruan tinggi yang sama dengan peserta lain. Peserta yang berasal dari sekolah/perguruan tinggi yang sama dengan peserta yang lain harus menunjukkan bukti pembayaran asli yang dimiliki oleh masing-masing peserta saat pendaftaran ulang
  • Pembayaran biaya pendaftaran sesuai dengan lomba yang diikuti dapat dilakukan melalui transfer ke rekening Bank BNI a.n. Ni Komang Ita Monika dengan nomor rekening 0680630640 (Keterangan/Perihal : Pembayaran Lomba Cerdas Cermat DSP 2018)
  • Setelah “submit” pada form online, peserta akan mendapatkan Bukti pendaftaran online pada e-mail masing-masing peserta.
  • Semua ketentuan diatas (kartu pelajar/mahasiswa atau surat keterangan aktif, slip pembayaran asli) discan dan diupload sesuai dengan petunjuk pendaftaran online pada link.

Setelah mengisi formulir online, peserta diharapakan untuk segera melakukan konfirmasi ke CP sesuai dengan lomba yang diikuti dengan format : Pendaftaran Online_Nama Lengkap Peserta_Asal SMA/SMK_Nama Pengirim Biaya Pendaftaran



Untuk silabus masing-masing lomba dapat diunduh pada link berikut ini : DISINI

Persiapkan diri kalian dan tunjukkan kepedulian kalian terhadap Hindu di Indonesia !
Terimakasih,
Om Santih, Santih, Santih Om

Formulir Pendaftaran Offline Dharma Shanti Penyepian (DSP VII) 2018

Om swastiastu
Halo teman-teman, berikut adalah teknis pendaftaran offline Dharma Santhi Panyepian VII Çaka warsa 1940

Teknis Pendaftaran Offline :

Pendaftaran langsung di Sekretariat FPMHD-Unud, di Jalan SMA 3 No. 20 C Denpasar, Bali (sebelah utara Art Center) dari pk. 14.00-18.00 WITA (Senin-Jumat) dan pk. 11.00-18.00 WITA (Sabtu-Minggu), dengan ketentuan :
• Melampirkan formulir pendaftaran yang telah diisi sebelumnya (Formulir dapat diperbanyak oleh Sekolah/Perguruan Tinggi bersangkutan atau dapat diunduh dibawah ini (sesuai dengan lomba yang diikuti) :

1. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
2. Lomba Nyurat Aksara Bali Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
3. Lomba Esai Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
4. Lomba Esai Tingkat Perguruan Tinggi (Nasional) : DISINI

• Fotokopi kartu tanda pelajar/mahasiswa atau surat keterangan aktif dari sekolah/perguruan tinggi peserta lomba sebanyak 2 rangkap
• Membayar biaya pendaftaran sesuai dengan lomba yang diikuti
Khusus Lomba Cerdas Cermat, melampirkan surat rekomendasi dari kepala sekolah bahwa peserta atas nama tersebut direkomendasikan sekolah untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat Wawasan Keagamaan tingkat SMA/SMK Se-Bali dalam kegiatan Dharma Shanti Penyepian VII Çaka Warsa 1940 Universitas Udayana pada tanggal 21 April 2018.
Khusus Lomba Esai, melampirkan hasil karya esai
Catatan: seluruh ketentuan dimasukkan dalam amplop coklat besar dan sebelum mendaftar diharapkan mengkonfirmasi ke CP terlebih dahulu.

Kami tunggu kontribusi kalian !
  Om Santih, Santih, Santih, om

Silabus Lomba Dharma Shanti Penyepian (DSP VII) 2018

Om Swastiastu
Hallo treman-teman kami dari panitia Darma Santhi Panyepian VII Çaka warsa 1940 Universitas Udayana mengadakan perlombaan Lomba Cerdas Cermat, Lomba Nyurat, Lomba Essai Wawasan Keagamaan ( tingkat SMA/SMK se-Bali dan Perguruan Tinggi se-Indonesia). Untuk kententuan masing-masing lomba dapat dibaca pada silabus berikut

Silabus Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
Silabus Lomba Nyurat Aksara Bali Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
Silabus Lomba Esai Tingkat SMA/K se-Bali : DISINI
Silabus Lomba Esai Tingkat Perguruan Tinggi (Nasional) : DISINI

Kami tunggu kontribusi kalian !
Om Santih, Santih, Santih, Om

Selasa, 16 Januari 2018

Kisah Lubdhaka, Pemburu Yang Masuk Alam Siwa

Diceritakan hiduplah seorang pemburu yang tinggal di puncak gunung. Pemburu itu bernama Lubdhaka. Penghidupan utamanya adalah dengan cara berburu di tengah hutan. Berbagai macam hewan diburunya, seperti harimau / mong, babi hutan, gajah dan badak. Suatu pagi, bahkan sebelum matahari terbit dia sudah pergi menuju hutan belantara untuk berburu, sayangnya pemburuan hari itu tidak mendapatkan hasil. Di tengah kekecewaannya, Lubdhaka kemudian mencari sumber mata air, dengan pemikiran bahwa pasti akan ada hewan yang pergi kesana untuk meminum air. Setelah mencari-cari, akhirnya Lubdhaka menemukan sebuah telaga. Di tepi telaga itu terdapat sebuah pohon Bila yang rimbun. Lubdhaka pun bersembunyi di sekitar telaga tersebut dan dengan sabarnya menanti hewan yang akan lewat. Tak terasa senja kemudian mulai menjemput, tak ada satu pun hewan yang melewati daerah itu, perlahan hari mulai gelap dan sepi. Kala itu Lubdhaka berpikir untuk bermalam di hutan saja, dan akan pulang keesokan paginya, padahal sejak pagi dia tidak makan sama sekali. Untuk menghindari serangan hewan buas, Lubdhaka kemudian memanjat pohon Bila di tepi telaga itu, dia naik dan duduk di dahan yang menjulur di atas telaga. Malam kemudian berubah menjadi semakin larut, suasana sangat sepi dan mencekam, Lubdhaka hingga tidak berkata sepatah kata apapun saking terbawa suasana tersebut. Malam itu merupakan malam yang paling gelap, sebab bertepatan dengan sehari sebelum Tilem Magha (Tilem Kapitu). Saat itu, Lubdhaka memetik satu demi satu daun Bila, dan kemudian dijatuhkannya ke telaga untuk mengusir kantuk dan menghilangkan ketakutannya. Pada petikan daunnya yang keseratus delapan rupanya bertepatan dengan tengah malam, sebagai puncak Yoga dari Dewa Siwa. Daun-daun yang dijatuhkan ke telaga mengenai lingga Dewa Siwa yang muncul dari dalam telaga.
Keesokan paginya, Lubhdaka pulang dengan tangan hampa. Berselang beberapa waktu, Lubdhaka menderita sakit dan akhirnya meninggal. Rohnya dijemput oleh Yamabala (pasukan Dewa Yama) untuk dihukum di neraka, karena kesalahan dan dosa-dosanya selama hidup. Di tengah perjalanannya, pasukan itu dihadang oleh pasukan Dewa Siwa yang ingin membawa Lubdhaka ke Siwa Loka. Roh Lubdhaka diperebutkan oleh pasukan Dewa Yama dan Dewa Siwa, yang dimenangkan oleh pasukan Dewa Siwa. Mendapati kejadian itu, Dewa Yama menghadap Dewa Siwa, untuk meminta penjelasan. Dewa Siwa kemudian menyatakan bahwa Lubdhaka berhak memasuki Siwa Loka karena tapanya pada saat prawani Tilem Kapitu yang disebut malam Siwa (Siwalatri).

Melalui cerita ini, sesungguhnya terdapat nilai-nilai luhur yang tersirat. Bukan berarti hanya dengan begadang dan berpuasa dalam sehari saja semua dosa dapat dileburkan. Cerita ini sesungguhnya adalah sebuah pengantar yang mesti dikaji lebih mendalam lagi makna-makna, dan lambang yang tersembunyi di baliknya, tidak tidur merupakan sebuah simbol agar selalu waspada, dan bisa membedakan mana yang gelap dan mana yang terang, hakikatnya adalah dari aturu menjadi atutur . Momentum ini hendaknya digunakan untuk introspeksi diri dan perenungan agar bisa menjadi pribadi yang semakin baik, dan berguna bagi semua kalangan, umat seyogyanya selalu introspeksi diri, belajar memaknai kesejatian diri, dan tidak lupa bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Satyam Eva Jayate ! 

Rabu, 10 Januari 2018

Dharma Pangasraman Anggota XXIV


Dharma Pangasraman Anggota (DPA) XXIV, FPMHD-Unud diselenggarakanpada tanggal 24-26 November 2017 di Pura Samuan Tiga, Bedulu Gianyar.  DPA XXIV ini mengambil tema "Yowana Wicaksana Sucitam". DPA merupakan suatu kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh FPMHD-Unud dengan tujuan utama yaitu untuk memperkenalkan FPMHD-Unud kepada mahasiswa Hindu yang ada di Universitas Udayana. Selain itu, DPA juga bertujuan membentuk kader-kader Hindu yang berkualitas agar dapat berpikir nasional dan tidak mengabaikan kewajiban sebagai Agama Hindu, membangun daya kritis dan kepedulian terhadap permasalahan yang menimpa umat Hindu, dan yang tidak kalah pentingnya mempertahankan nilai budaya dan tradisi-tradisi spiritual yang positif. Selama tiga hari tersebut, peserta yang berasal dari mahasiswa aktif angkatan 2017 menerima berbagai materi, diantaranya Sejarah Pura, Proud to be Hindu, Selayang Pandang FPMHD-Unud, Testimoni Alumni, studi kasus, pengenalan fungsionaris dan bidang di FPMHD-Unud, pelatihan mejajahitan dan perlengkapan upakara, tari dan dharma gita. Kegiatan ini dirangkai pula dengan ngayah mareresik dan penanaman pohon di lingkungan sekitar Pura Samuan Tiga. 






Mahasisya Upanayana XV


Mahasisya Upanayana FPMHD-Unud, 28 Oktober 2017
"Upanayana Pinaka Wahana Pasucian Sariraning Brahmacarya"


Persiapan Mahasisya Upanayana






Pengumpulan Peserta




Persiapan Sembahyang



Puncak Upacara


Dharma Wacana dan Hiburan