Selasa, 29 Oktober 2013

“Mahasisya Upanayana XI”


        Universitas Udayana pada Sabtu, 26 Oktober 2013 mengadakan sebuah kegiatan pawintenan untuk mahasiswa baru yang beragama Hindu di lingkungan Universitas Udayana. Acara pewintenan ini dikenal dengan nama Mahasisya Upanayana (MU). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan dan sudah diselenggarakan sebanyak 11 kali sampai sekarang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) sebagai satu-satunya wadah perkumpulan mahasiswa Hindu di lingkungan Universitas Udayana.

Kegiatan Mahasisya Upanayana XI mengambil tema “Upanayana sebagai identitas awal mahasiswa Hindu dalam mempererat tali persaudaraan”. Kegiatan ini melibatkan 2920 orang mahasiswa beragama Hindu Universitas Udayana yang bertempat di Padmasana Widya Maha Saraswati Kampus Bukit Jimbaran yang dimulai pukul 8 pagi dan dipuput oleh Ida Pandita dari Griya Telabah Kerobokan. Kegiatan Mahasisya Upanayana sendiri tidak hanya pewintenan saja, tapi ada banyak acara hiburan yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana.

Acara pertama diawali dengan laporan Ketua Panitia MU XI, kemudian sambutan dari I Kadek Maryana selaku Koordinator Umum FPMHD-Unud, sambutan dari Penasehat FPMHD-Unud dan sambutan Rektor Universitas Udayana yang saat itu diwakili oleh Pembantu Rektor III Universitas Udayana yaitu Dr. I Nyoman Suyatna, S.H., M.H. dan sekaligus membuka acara secara resmi dengan  ditandai dengan pemukuluan gong bersama penasehat FPMHD-Unud yaitu Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta,MP, Koordinator Umum FPMHD-Unud serta Ketua Panitia MU.

Prof. Sucipta selaku penasehat FPMHD-Unud dalam sambutannya lebih menekankan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada mahasiswa Universitas Udayana. Selain itu, Pembantu Rektor III Universitas Udayana mengatakan bahwa acara Mahasisya Upanayana merupakan salah satu kegiatan Hindu yang tidak dapat ditemukan dalam Universitas lainnya. Selain itu, kegitan mahasisya Upanayana bertujuan untuk memupuk moral, mental, dan iman untuk membentuk mahasiswa yang berintelektual.



Setelah acara sambutan, dilanjutkan dengan persembahan tari Saktining Tri Datu yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswa Hindu di lingkungan Universitas Udayana dan acara dilanjutkan dengan acara Demisioner pengurus FPMHD-Unud periode 2012/2013 dan pelantikan pengurus baru FPMHD-Unud periode 2013/2014.
Kegiatan MU XI ini juga diisi dengan acara Dharma Wacana yang dibawakan langung oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dengan diskusi mengenai tema MU tahun ini. Acara ini dimeriahkan oleh bintang tamu Nyanyian Dharma dengan personelnya Gus Wicak, Anggi, Ocha dan Agung Wirasutha yang membawakan 6 buah lagu. Kegiatan MU XI ini ditutup dengan acara Lawak yang dibawakan oleh Men Mersi Grup dengan lawakannya yang mampu memancing gelak tawa seluruh peserta dan panitia MU XI.
Dengan berakhirnya seluruh kegitan MU XI ini, diharapkan nantinya mahasiswa baru Universitas Udayana yang telah secara sekala dan niskala telah resmi menjadi bagian dari mahasiswa Hindu Universitas Udayana dan diharapakan dapat menjalankan swadharmanya sebagai mahasiswa yang berlandaskan akan etika dan dharma.   

Editor Anonjmous

Jumat, 30 Agustus 2013

PA SEBAGAI RANCANGAN PONDASI FPMHD-UNUD

           Paruman Agung atau yang biasa disebut dengan PA merupakan salah satu program kerja FPMHD-Unud yang terpenting, dimana hasil dari PA ini nantinya akan membawa nasib forum kedepannya. PA tahun ini merupakan kegiatan yang  ke-17 dan dilaksanakan di aula Hotel Aget Jaya II, Tanjung Bungkak - Denpasar, pada tanggal 22 - 24 Agustus 2013 dan diikuti oleh 34 peserta. PA dapat juga dikatakan sebagai rangkaian dasar suatu pondasi yang akan menopang berdirinya sebuah organisasi, sehingga dapat pula dikatakan kegiatan ini adalah sebuah kegiatan yang sakral. Dengan adanya kegiatan seperti ini kita bisa mengetahui landasan-landasan forum yang dipakai sebagai acuan  untuk kinerja forum kedepannya. Selain itu, dari PA lah kita menentukan sendiri jalannya forum dengan terpilihnya seorang kordinator yang nantinya sebagai ujung tombak forum yang berpengaruh pada nasib forum kedepannya.
PA merupakan sebuah sidang internal antara peserta selingkup forum serta diikuti juga dengan para undangan dan alumni. Hasil dari sidang PA tahun ini memutuskan bahwa I Kadek Maryana sebagai kordinator FPMHD-Unud 2013-2014, dan sebelumnya terdapat tiga kandidat calon koordinator yaitu I Wayan Radika Apriana, I Kadek Maryana dan Ni Putu Sri Suci Sunarti. Terpilihnya I Kadek Maryana merupakan hasil mutlak yang diperoleh pemungutan suara dari peserta. Tentunya dengan terpilihnya kordinator yang baru muncul harapan-harapan besar dari  masing-masing peserta terutamanya calon fungsionaris yang baru. Salah satunya adalah Widiastuti. Ia mengharapkan bahwa kordinator yang sekarang lebih kritis menghadapi persoalan – persoalan di masyarakat. Kordinator yang sekarang harus bisa mengangkat forum untuk lebih baik, “terutama buat inovasi – inovasi baru untuk kegiatan forum yang sudah ada, sehingga forum bisa berkarya sekreatif mungkin menciptakan kegiatan baru namun tetap berlandaskan ngayah, lebih berusaha lagi untuk merangkul mahasiswa Hindu-Unud untuk mencintai forum, agar nyamabraya antar mahasiswa hindu tetap terjaga tidak hanya untuk selingkupan forum saja”, tegasnya.

Melihat bahwa begitu pentingnya PA dalam organisasi di forum, hendaknya kita sebagai mahasiswa Hindu dapat belajar bagaimana sebah kepemimpinan yang baik dari suatu organisasi, selain itu kita juga sebagai mahasiswa Hindu yang belajar tentang bagaimana ajaran Asta Brata yang seharusnya dapat kita terapkan dalam kehidupan nyata duniawi. Suatu bangunan yang megah dan indah, tidaklah luput dari sebagaimana seseorang dapat melukiskan dan mengerjakannya dengan ketulusan dan kesungguhanya bekerja serta memimpin suatu kelompok kerja. Widi pun mengharapkan agar PA tahun depan harus lebih baik, terutama disiplin waktunya, efisiensi pembahasan serta lebih kritis dalam membahas perubahan-perubahan untuk forum kedepannya. Harapan yang sama juga diungkapkan oleh J Wiratama “Lebih di rancang lagi susunan waktu pelaksanaannya dan apa aja yang harus dibahas, jangan semua dibahas, bahas yang memang dirasa ada kejanggalan”.