Senin, 11 Maret 2013

Ogoh-Ogoh Dulu dan Kini

Mengamati pawai Ogoh”dari jaman dulu dan kini, ternyata ada banyak perubahan yang memang jauh terjadi.
Dari Tokoh Kartun, artis, Hingga figur celuluk dengan pose yang mengundang senyum. Demikian halnya dengan bentuk”penyelesaian Ogoh”kini juga bertambah pernak perniknya, dari sepeda, motor matic hingga disc jockey. * Ha… Tadi ada Celuluk jadi DJ lengkap dgn MacBook :p RT @baliun bahkan ada sang Suratma bawa lontar plus Macbook air bli…
Perubahan pemanfaatan bahan Ogoh”menjadi Gabus di era kekinian, punya efek positif pula negatifnya. Positifnya, Ogoh”dengan ukuran yang sama, kini jadi lebih ringan, sehingga dapat dibuat dengan berbagai bentuk dan karakter serta jumlah. Dengan perubahan ringan ini pula, Ogoh”kini dapat dibuat dengan berbagai pose menantang, berdiri diatas satu kaki, berpegangan pada tongkat, Hingga pose figur yang sosoknya keluar dari alas yang digunakan. Bisa diputar”pula. Dengan memanfaatkan bahan Gabus pula, finishing Ogoh”jadi jauh lebih rapi, indah dalam pewarnaan dan detail yang mendekati aslinya. Eh Berkaca pada karya Ogoh”Banjar Tainsiat, penggunaan Gabus memberikan waktu penyelesaian yang lebih singkat. Efisien waktu dan tenaga
Sedang Efek Negatifnya, penggunaan bahan Gabus sangat sulit untuk diurai… Seandainya dibakarpun akan menimbulkan pencemaran udara berlebih
image
Perubahan lain dari Ogoh”dulu dan kini adalah berkurangnya penggunaan gambelan berganti dengan House Music dengan bekal Genset tambahan :p Penggunaan House Music bagi pengarak Ogoh”tentu jadi terlihat sangat aneh. Bagaimana tidak jika figurnya Celuluk lengkap dengan Canang Sari, Apalagi ditambah dengan sejumlah dupa menyala atau sanggah cucuk sementara sang pengiring malah berdisko ajeb” :p
Perubahan berikutnya, terjadi pada prosesi mengarak Ogoh”dimana kini sosok tidak lagi dipanggul oleh sejumlah pemuda, berganti dengan Roda. Dengan penggunaan Roda sebagai sarana tambahan pengarak Ogoh”ditambah pemanfaatan bahan Gabus, membuat sosok dapat dibuat menjadi Lebih besar, lebih lebar atau lebih banyak karakter. Toh secara beban sudah tidak lagi ditanggung oleh pundak pemuda pengarak.
Bertambah mudahnya prosesi pengarakan, membuat kenangan akan masa lalu bolehlah mulai dilupakan. Dimana saat semua tenaga sudah mulai habis, pengarakan Ogoh”jaman dulu lebih banyak ditinggalkan secara diam”sehingga beban makin berat dipanggul oleh pemuda sisa yg masih bertahan :p Tidak ada lagi pundak pegal, keringat bercucuran atau bau badan level naga dan juga rasa haus berlebihan akibat mengarak Ogoh”keliling Desa. Namun dengan makin ringannya Ogoh”bukankah sebenarnya dalam ukuran standar, penggunaan Roda sebetulnya gag perlu lagi ? :p
Ohya, selain Banjar dan simpatisan, kini Ogoh”dibuat pula oleh Ormas loh, Terpantau tadi ada miliknya PBB dgn senjata khas lambang mereka :p

Lamanya antrean panjang Ogoh”sudah terjadi sejak dulu kala, penyebabnya adl pertemuan sekian banyak Ogoh”dari berbagai penjuru di satu titik. Titik Pertemuan ini biasanya terjadi pd Catus Patha,Perempatan Agung Desa setempat seperti Persimpangan Br.Tainsiat, Pasar Satria atau Catur Muka. Selain itu antrean macet bisa pula terjadi akibat pengendara yang nekat membawa kendaraan roda empat menembus para pengarak Ogoh”. Alasannya ? Karena arah pawai Ogoh”biasanya melawan arus Lalu Lintas desa setmpat yang kemudian beradu dengan kendaraan pada ruas jalan yg dilalui. Akibat dari antrean panjang yang terjadi padahal waktu sudah menunjukkan pk.08.45 pm, mengakibatkan usainya pawai bisa”melewati Tengah Malam
Lalu siapa yang paling kasihan di tengah perubahan Ogoh”Dulu dan Kini ? *sekaa gambelan, dan pembawa Genset :p Kenapa patut dikasihani ? Sementara para pengarak sudah dipermudah dengan Roda, tidak demikian dengan sekaa Kendang dan Ceng Ceng. :p Sudah begitu, yang bawa Genset pula musti rela mendorong gerobak berisi Genset, Home Theater atau ber-dus” Air Mineral jauh dibelakang. :p Kalah pamor dengan para pemuda yang asyik berjoget dan pamer wajah jauh didepan bersama pemudi dan gadis”cantik di sepanjang jalan :p

Oleh: Pande
Source: www.balebengong.net 

0 komentar:

Posting Komentar