Pura Dalem Singit sendiri memiliki tempat untuk melukat yang lebih terkenal dengan sebutan Genah melukat Sebatu, tempat ini sudah dilengkapi dengan infrastruktur jalan dan fasilitas pendukung yang sangat baik. Dari parkiran menuju tempat melukat akan melalui jalan beraspal sampai bertemu dengan jalan setapak yang diapit oleh dua patung. Setelah menemukan jalan tersebut, maka perjalanan akan dimulai dengan menuruni anak tangga kebawah tebing, walaupun jalan menuju kebawah cukup terjal, tetapi sudah tersedia tangga yang dilengkapi dengan besi pegangan di pinggirannya. Sambil menuruni anak tangga, para pengunjung akan disugguhkan pemandangan hutan yang masih hijau dengan suasana magis yang sangat terasa. Dipertengahan perjalanan menurun, akan menemui tiga pancuran kecil disinilah para pengunjung yang akan melukat menghaturkan canang terlebih dahulu. Selanjutnya terus menuruni anak tangga, maka sampailah di Pura Dalem Singit, disini para pengunjung diwajibkan untuk mengahaturkan canang, membawa kewangen dengan sebelah uang kepeng di dalamnya dan bagi yang baru pertama berkunjung untuk melukat disini diwajibkan untuk menghaturkan sarana banten pejati. Persembahyangan di mulai disini sebagai permohonan ijin akan melakukan ritual melukat di Pura Dalem Singit. Pada hari raya besar agama Hindu atau pada rainan tertentu (Purnama, Tilem dan Kajeng Kliwon) persembahyanagn akan dipandu oleh pemangku setempat. Setelah selesai bersembahyang, kewangen yang dipergunakan tadi dibawa untuk dibuang saat melukat. Memasuki sumber air tempat melukat, sekilas terlihat seperti air terjun kecil, karena cucuran air dari sela – sela batu sangat deras, maka dianjurkan bagi yang melakukan ritual melukat tidak diperkenankan memakai perhiasan. Saat melukat inilah terdapat suatu keunikan, dimana saat badan kita dibasahi oleh air yang mengalir dan air yang jatuh dari badan kita akan berwarna putih seperti air sabun atau air beras. Berdasarkan informasi dari petugas setempat dan para pengunjung yang beberapa kali melakukan pengelukatan di tempat ini menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan hal negatif yang ada di dalam diri orang tersebut, bisa saja dari perbuatannya atau penyakit yang ada di dalam tubuhnya, sehingga teruskanlah sampai air menjadi jernih. Setelah melakukan pengelukatan maka dilanjutkan dengan persembahyangan sekali lagi di depan tempat pengelukatan tersebut, sebagai sujud syukur dan ucapan terimakasih. Persembahyangan selesai maka tempat untuk berganti pakaianpun sudah disediakan di tempat ini, terdapat juga loker tempat menyimpan barang berharga yang dijaga oleh petugas setempat dan cukup membayar seikhlasnya saja. Patut dihimbau bahwa bagi yang sedang datang bulan dan anak kecil yang gigi susunya belum pernah lepas (ketus gigi) diharapkan untuk tidak melakukan pengelukatan, karena akan menangis terus. Jika berkunjung ke Pura Dalem Singit Sebatu ini pada hari – hari biasa maka akan terasa sepi, tetapi berbeda halnya pada hari raya atau rainan maka suasana akan berubah menjadi ramai dan sampai mengantri untuk melakukan pengelukatan. Saat perjalanan pulang akan sedikit melelahkan, karena harus menaiki anak tangga jadi harus membutuhkan tenaga yang lebih. Tetapi jangan kawatir, di sekitaran tempat parkir tersedia warung – warung penjual makanan, minuman dan beberapa kerajinan atau souvenir khas bali.
Setelah mengunjungi tempat melukat Pura Dalem
Singit ini dan mumpung masih berada di daerah Gianyar, maka tidak ada salahnya
untuk mengunjungi tempat wisata lainnya yang ada di Gianyar, seperti objek
wisata Gunung Kawi Sebatu, Terasering Ceking Tegallalang, Monkey Forest Ubud,
Bukit Campuhan Ubud dan masih banyak pilihan objek wisata lainnya yang ada di
kabupaten Gianyar. Akan sangat menyenangkan sekali jika sesekali dapat berwisata spiritual ke daerah
pedesaan seperti ke tempat melukat yang terdapat di desa Sebatu ini, sembari
melestarikan budaya agama Hindu.
Tulisan Oleh: Gek Jayanthi (Fak.Pariwisata Unud)
0 komentar:
Posting Komentar