Ke-pemimpin-an,
sepatah kata sederhana yang banyak ditemui pada berbagai lapisan masyarakat.
Apa itu kepemimpian ? Kepemimpinan lebih menitkberatkan kepada kemampuan
seseorang dalam mengkoordinir suatu kelompok orang untuk mencapai sutu tujuan
tertentu. Arti kata yang sangat sederhana dan jika lebih menjelaskan mengenai
subyek yang berperan untuk hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan
menghilangkan imbuhan ke-an pada kepemimpinan kemudian menambahkan awaln pe –
dan terwujudlah kata “PEMIMPIN”. Semudah itukah ??
Kepemimpinan dalam Hindu juga juga
bukan merupakan hal yang baru. Kunci pokok Kepemimpinan adalah mampu
menjalankan swadharmanya sebagai sesorang yang di percayai menjadi pemimpin. Agama
Hindu yang mengajarkan tuntunan hidup bagi umatnya memiliki banyak konsep
tentang bagaima menjalankan hidup yang baik termasuk bagaimana cara seorang
pemimpin menjalankan kewajiban dalam kepemimpinannya. Konsep kepemimpinan itu
banyak tertulis di weda, lontar-lontar termasuk kekawin Ramayana.
Ajaran kepemimpinan dalam kekawin
Ramayana secara sederhana dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang melakoni kisah
tersebut. Sebagai contoh adalah Prabu Dasaratha yang merupakan wujud dari
ajaran pengendalian diri yaitu pemimpin harus dapat mengendalikan sepuluh
indrianya. Dengan mengendalikan sepuluh indria itu maka baik pikiran,
perkataan, maupun perkataan dapat terarah dan saling bersinergi. Sri Rama putra
pertama dari prabu sang Dasaratha di wujudkan sebagai Dharma. Rama yang di
gambarkan sebagai sosok cerdas, cekatan, dan penuh pengabdian merupakan sosok
yang ideal dalam melaksanakan Dharma dengan segala kebjaksanaannya. kemudian
Kama yang diwujudkan sebagai Laksmana yang menyatakan bahwa cerdas dan cekatan
saja tidak cukup untuk mendukung Dharma, tetapi ada pula Bhakti, cinta kasih
dan kesetiaan. Bhakti adalah artha yang paling mulia yang harus dimiliki oleh
abdi Dharma dan diwujudkan sebagai Bharata. Hal lain yang tidak boleh dilupakan
oleh pemimpin yang ideal adalah keperwiraan atau semangat juang yang tinggi.
Tanpa keperwiraan pemimpin itu tidak akan berbagai bentuk tantangan. Karena,
keberhasilan pemimpin semata-mata ditentukan oleh kemampuan menghadapi dan
mengatasi masalah. Hal tersebut terwujud pada Satrughna. Orang yang mampu dan
berhasil mengatasi tantangan, terutama sifat-sifat jahat dalam diinya adalah
orang yang berhasil mencapai moksa atau kebahagiaan.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah
Dewi Sita yang merupakan putri Bhumi, lambang artha/materi, yaitu kemakmuran,
keindahan dan gairah hidup. Sita dapat dipersunting hanya melalui perjuangan
atas dasar Dharma dan untuk menegakkan dharma. Untuk itu perlu bantuan Hanoman
: prana ‘nafas hidup yang suci’.
Sugriwa : wiweka ‘kemampuan
menimbang’ dan Wibisana ; niti ‘
kecerdasan’.
Selain itu, beberapa petikan sloka
berikut dapat menjadi dasar sifat pemimpin yang diharapkan menurut Hindu :
Kadi megha
manghudanaken,
padanira yar
wehaken ikang dana
dinanda
krepana ye wineh
nguni-nguni
dang hyang dang acarya
(kekawin Ramayana I:5)
Artinya :
Bagaikan mendung menjatuhkan hujan, denikian persamaan
sang pemimpin ketika melimpahkan anugerah dana kepada orang miskin, orang yang
sakit, orang yang jompo, terlebih-lebih kepada orang suci, dan pada guru.
Mang satya
ta sira ta sira mojar
ring anakibi
towi tar mresawada
nguni-nguni
yan ri prajana,
priyahita
sojar niratisaya
(Kekawin Ramayana I:6)
Artinya :
Dan sang pemimpin ialah satya wacana, tidak berkata
Bohong kepada perempuan, terlebih-lebih kepada rakyat, tutur kata beliau selalu
menyejukkan hati masyarakat
Kepemimpinan dalam Hindu lebih mengideologikan
Dharma. Dharma yang menjadi poros kepemimpinan Hindu dapat digambarkan ssebagai
berikut : Kearifan dan keteguhan iman adalah hati seorang pemimpin, kecerdasan
adalah otaknya, daya juang atau keperwiraan sebagai badannya, ketrampilan dan
kesehatan adalah anggota badannya, kebajikan dan kelembutan adalah wajahnya,
kemakmuran dan keindahan adalah sebagai hartanya. Dengan memiliki karakter
mulia yang didasarkan atas Dharma serta menjunjung tinggi rakyatnya maka niscaya
asetiap pemimpin akan dapat menjalankan swadharmanya untuk mencapai kebahagiaan
baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
*) diolah
dari berbagai sumber