Bhineka
Tunggal Ika,
Beragam perbedaan namun tetap satu tujuan. Semboyan sederhana yang
mempunyai arti yang sangat mendalam untuk kehidupan manusia. Mungkin arti
tersebut dapat menggambarkan makna “Puja Mandala” sebuah tempat beribadah yang
bertempat di kawasan Nusa Dua, Bali.
Sesuai
dengan namanya “Puja Mandala”, berasal dari bahasa sansekerta dengan petikan
kata Puja yang berarti persembahan/ibadah dan kata Mandala yang berarti
lingkaran. Tempat ibadah yang berlokasi di Jalan Kurusetra Desa Kampial
Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan ini merupakan pusat kawasan 5 tempat
suci berbeda yang berjajar dalam satu barisan yang memanjang mulai dari Masjid, Gereja Katolik, Vihara, Gereja
Protestan dan Pura.
Puja
Mandala ini dibangun mulai tahun 1994 atas prakarsa Joop Ave selaku Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata yang menjabat
pada masa era Orde Baru dibawah kekuasaan Presiden
Soeharto. Landasan didirikannya tempat peribadatan 5 agama ini adalah untuk
mempermudah masyarakat daerah sekitar Nusa Dua khususnya non Hindu yang sulit
menemukan tempat beribadat saat itu. Namun hingga saat ini, tempat beribadat
tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat suci semata namun dapat
memberikan daya tarik pariwisata tersendiri bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara terkait keunikan tempat ibadah ini.
Berdiri
diatas lahan seluas 2,5 hektar, pusat beribadatan ini terbagi atas 5 tempat
suci yang masing-masing berdiri diatas lahan seluas 0,5 hektar. Dari ujung kiri
terdapat Masjid Ibnu
Batutah, Gereja Katolik Bunda Maria
Segala Bangsa, Vihara Budhina
Guna, Gereja Kristen Protestan
Bukit Doa, dan diakhiri oleh
Pura Jagat Natha
sebagai kawasan tempat suci untuk umat Hindu. Seluruh tempat suci ini dibangun
dengan megahnya sehingga mampu membuat kagum wisatawan yang berkunjung ke Puja
Mandala untuk beribadat.
Peresmian
tempat peribadatan ini dilakukan secara bertahap dimulai dari tahun 1997 untuk
bangunan Masjid Ibnu Batutah, Gereja Katolik
Bunda Maria Segala Bangsa dan Gereja Kristen Protestan Bukit Doa oleh Tarmidzi Taher- Menteri Agama
yang menjabat saat itu. Kemudian selang enam
tahun kemudian, diresmikan Bangunan Vihara Budhina Guna dan pada tahun 2005 diresmikan
Bangunan Pura Jagat Natha
oleh Gubernur Bali saat itu, Dewa Beratha.
Puja Mandala juga sering disebut sebagai
miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Dengan relasi harmonis dan
dinamis, semangat kebersamaan dalam Puja Mandala lahir dari relung jati diri
masyarakat pendukung nya. Keberadaan tempat-tempat beribadah di Puja Mandala
bukan hanya sebatas simbol saja, namun merupakan bentuk nyata dari toleransi
hakiki dalam suasana informal, akrab dan terinternalisasi dalam keseharian
hidup.
Masjid
Ibnu Batutah
|
Gereja
Katolik Bunda Maria Segala Bangsa
|
Vihara
Budhina
Guna
|
Gereja
Kristen
Protestan
Bukit Doa
|
Pura
Jagat Natha
|