Pura Dalem Balembong merupakan sebuah
pura yang terletak di lingkungan Kampus Bukit, tepatnya di belakang Gedung
Rektorat Universitas Udayana. Sejarah Pura Dalem Balembong dinyatakan berasal
dari angin topan yang menimbulkan lubang, yang kemudian air masuk ke dalam
lubang. Setelah diselidiki ternyata lubang tersebut tembus ke Kuburan Cina di
Mumbul, lama-kelamaan lubang itu akhirnya mampet, dan setelah lubang tertutup
kemudian dibuatkan palinggih. Pada mulanya palinggih di dalam pura hanya berupa
Palinggih Ratu Gede, Taksu dan Meru tumpang dua, serta diempon oleh 50 KK,
hingga sekarang pihak Unud juga menjadi pangempon pura yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan upacara. Pada saat pemugaran terdapat beberapa penambahan
palinggih. Di pura ini terdapat pohon besar yang dibawahnya terdapat Palinggih
Ratu Gede Dalem Balembong, yang masih berkaitan dengan Ratu Gede Dalem Nusa,
selain itu di taru tersebut juga dipercayai malinggih Ratu Nyoman Sakti, Balian
Sakti, Hyang Samirana, serta rerencangan Macan Gading dan Keker Mas. Di
lingkungan pura terdapat beberapa palinggih lain, seperti Padmasari, Taksu,
Meru tumpang kalih sebagai linggih Ratu Ayu, Palinggih Hyang Baruna, dan
Piyasan, serta di depan pura juga terdapat palinggih duwe yang masih
berhubungan dengan Pura Dalem Balembong. Secara niskala, pura ini diyakini
bernama Pura Gili Sakti Dalem Balembong. Di pura ini terdapat kolam yang berada
di tengah-tengah areal utama mandala, dengan arca Sanghyang Anantabhoga yang
mengeluarkan air. Kolam ini disucikan dan diyakini pula memiliki khasiat
pengobatan secara alternatif. Piodalan di Pura Dalem Balembong ini sendiri
dilaksanakan setiap rahina Purnama Sasih Kedasa, bersamaan dengan Piodalan di
Padmasana Widya Mahasaraswati Unud. Pada tahun 2018 ini, piodalan bertepatan
dengan Hari Tumpek Landep.
Jumat, 30 Maret 2018
Langganan:
Postingan (Atom)